Sebuah Catatan Lecek !

Kumpulan Jurnal perjalanan, tips-tips apapun itu. dan catatan-catatan kecil lainya. A Litte works, sebenarnya adalah project terpendam saya. sebuah ide 'cemerlang' untuk menghemat memori. dan jawaban dari petanyaan berulang-ulang yang kerap kali mendatangi saya. *hehehehe*. blog ini nantinya akan berisi tentang hal-hal apa saja yang pernah saya pelajari dan saya anggap akan cukup berguna.

satu lagi, jangan merefer blog ini untuk jurnal ilmiah kalian yahhh.. saya sudah sediakan sumber dari bahan referensi saya supaya lebih lengkap tinjau langsung aja ke-sumbernya

penulis tidak bertanggung jawab atas hal apapun yang akan terjadi setelah pembaca merefer tulisan dari blog ini.

akhir kata..


Selamat Mengubek!


Thursday, March 17, 2011

Prinsip Dasar Pengukuran Satelit Altimetri

Halo-Halo Semuaa... back again!! weew udah 2011.. ternyata saya super tidak produktiv yahhh ahahahaha.. oke seperti janji saya di posting sebelumnnya saya akan lanjutkan pembahasan mengenai satelit altimetri. kali ini tentang prinsip dasar pengukurannya. selanjutnya mungkin tentang pengukuran satelit altimetri diatas laut.. lebih dekat ke detail pokonya.. sekarang yang ini dulu laahh yaa...... XD

Pengukuran dasar dari satelit altimetry ditunjukkan oleh gambar a. dari gambar tersebut terlihat jelas bahwa tujuan utama pengembangan satelit altimetry adalah untuk mengukur tinggi muka laut, lalu kemudian penggunaan satelit ini berkembang kearah pengukuran angin dan gelombang.
Tinggi muka laut yang ingin di ukur merupakan selisih jarak antara altitude satelit (jarak satelit/tinggi satelit ke ellipsoid bumi) dan range (jarak antara tinggi satelit ke muka laut). Radar altimeter pertama mentransmisi sinyal frekuensi tinggi (diatas 1700  pulsa/detik) ke bumi lalu kemudian satelit menerima kembali echo dari sinyal yang ditransmisi setelah dipantulkan oleh bumi.

Gambar a. Prinsip pengukuran satelit Altimetr sumber(http://earth.eo.esa.int/brat/images/alti/principle/methode_en.jpg)

Satelit altimetry juga dilengkapi dengan pengikur waktu yang sangat presisi, jarak dari satelit ke permukaan laut (range) diukur dari interval sinyal yang di lepas sampai sinyal tersebut di terima lagi oleh satelit (Handoko, 2004), sebagai mana ditunjukkan oleh persamaan di bawah ini:

Sinyal yang diterima oleh reciever satelit, belum dapat langsung digunakan karena sinyal tersebut bisa dikatakan masih 'kotor'. sinyal yang diterima reciever harus di koreksi dulu dari komponen bias yang mempengaruhi nilai pengukuran satelit altimetri.
Berdasarkan Febriliyan F.C., beberapa komponen bias yang terdapat pada data satelit altimetry dan harus di koreksi diantaranya: tropospheric refractive element, dry tropospheric refractive element, bias ionosphere dan bias elektromagnetik. 
Jika H adalah tinggi satelit terhadap ellipsoid dan R adalah jarak dari permukaan laut dan satelit, maka h adalah perbedaan antara tinggi muka laut dan ellipsoid. Atau bisa kita sebut sebagai tinggi muka laut atau (SSH-Sea surface height) sebagaimana dijelaskan pada persamaan dibawah ini



Nilai h (SSH) pada persamaan diatas adalah masih terhadap bidang ellipsoid yang dipengaruhi oleh efek geofisika (Handoko, 2004) . Unudlasi Geoid terhadap bidang ellipsoid (hg), variasi tinggi pasangsurut (ht) dan tekanan atmosfer terhadap tinggi muka laut (ha), merupakan parameter-parameter yang  mempengaruhi tinggi muka laut, dan harus dihilangkan untuk memperoleh nilai h yang terkoreksi.

Yah kira-kira seperti itulah prinsipnya satelit altimetri mengukur tinggi muka laut.. sederhana kan?? 

sekaian dulu ya.
semoga tulisan kali ini bermanfaat . tulisan selanjutnya mungkin tentang bagaimana satelit altimetri pengukur tinggi muka laut.. yah semoga lebih dekat ke detailnya yaa :D hohoho..

Tobe Continue.....

Reference:

Febriliyan F.C. :Teknologi Satelit Altimetri. Web Page, http://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetri, 2005.
Handoko, E. Y., :  Satelit Altimetri dan Aplikasinya Dalam Bidang Kelautan. Scientific Journal, Pertemuan Ilmiah Tahunan I. Teknik Geodesi – ITS, Surabaya, Indonesia , 2004.
web Aviso